Senin, 23 April 2012

Budaya Pengangguran


Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sangat beragam. Mulai dari pengangguran,jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan,mutu angkatan kerja yang rendah,hingga persebaran angkatan kerja yang tidak merata.
Yang kali ini saya akan bahas adalah masalah Pengangguran, karena pengangguran di Indonesia menjadi masalah yang serius dalam bidang ketenagakerjaan. Bila kondisi terus dibiarkan akan menimbulkan masalah yang baru bagi Negara kita, salah satunya tingkat kemakmuran menjadi menurun.
Dapat diketahui bahwa pengangguran dibagi dalam empat kategori,yaitu:
a.       Kategori mencari pekerjaan ,yaitu mereka yang tidak bekerja dan pada saat survey orang tersebut sedang mencari pekerjaan.
b.      Kategori mempersiapkan usaha, yaitu mereka yang mempersiapkan suatu usaha atau pekerjaan yang baru.
c.       Kategori putus asa, yaitu mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.
d.      Kategori sudah mulai bekerja tetapi belum mulai bekerja, yaitu mereka yang sebenarnya sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Untuk mempermudah memahami tentang pengangguran maka berikut diuraikan pengelempokkan pengangguran secara terperinci berdasarkan sifat dan penyebabnya.
1.      Pengangguran berdasarkan sifatnya
a.       Pengangguran terbuka adalah orang yang sama sekali belum bekerja dan berusaha mencari pekerjaan. Ini disebabkan oleh tidak tersediannya lapangan pekerjaan,  ketidakcocokan antara kesempatan kerja dengan latar belakang pendidikan, dan bisa pula keengganan seseorang untuk bekerja.
b.      Setengah pengangguran adalah orang yang bekerja dibawah 35 jam perminggunya, contoh tenaga kerja lepas. Tenaga kerja yang termasuk golongan tidak ada kepastian memiliki pekerjaan pada waktu tertentu.
c.       Pengangguran tidak kentara adalah pekerja yang tidak bekerja secara optimal. Pengangguran tidak kentara disebabkan tidak kesesuaian antara jenis pekerjaan dengan bakat dan kemampuan pekerja. Contoh : seseorang lulusan S1 teknik mesin menjadi teller sebuah bank.
2.      Pengangguran berdasarkan penyebabnya
a.       Pengangguran deflasioner yaitu pengangguran yang disebabkan jumlah pencari kerja lebih banyak daripada kesempatan kerja yang tersedia.
b.      Pengangguran friksional adalah pengangguran yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan orang untuk mencari pekerjaan,guna mencari pekerjaan yang lebih baik dan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki oleh si pencari kerja.
c.       Pengangguran siklis adalah pengangguran yang disebabkan oleh perubahan naik turunnya kegiatan perekonomian suatu Negara. Contoh : ketika kegiatan ekonomi mengalami kemunduran , daya beli masyarakat menurun.
d.      Pengangguran structural adalah pengangguran yang disebabkan perubahan struktur perekonomian. Contoh : adanya peralihan perubahan perekonomian dari sector pertanian ke sector industry.
e.       Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang disebabkan penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Contoh : penggunaan robot pada pabrik perakitan mobil.
f.        Pengangguran musiman adalah pengangguran yang disebabkan perubahan musim. Contoh : tenaga buruh tani hanya diperlukan pada musim tanam dan musim panen padi.
Jadi pada dasarnya masalah pengangguran harus ditangani dengan serius, jangan sampai menjadi masalah yang berkepanjangan. Beberapa masalah seperti penduduk yang terlalu banyak sedangkan lapangan pekerjaan yang sedikit, angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta oleh dunia kerja, teknologi yang semakin modern yang belum terimbangi oleh kemampuan tenaga kerja, ketidakstabilan perekonomian,politik dan keamanan suatu Negara, adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musim.
Jadi jika ingin mengurangi masalah pengangguran berikan bekal pengetahuan bagi mereka yang tidak mengenyam pendidikan formal, biarkan mereka berkembang untuk menciptakan lapangan sendiri yang nantinya dapat merekrut banyak tenaga kerja dan dapat mengasilkan produk yang tidak kalah bagus da berkualitas dengan produk luar negeri.
Dan juga pihak penyedia kerja atau lapangan pekerjaan harus memperhatikan upah para pegawainya, karena mengingat angka kebutuhan yang meningkat. Sudah seharusnya upah minimum didasarkan pada Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Seiringnya pesatnya perkembangan teknologi dan social ekonomi,pendasaran upah minimum kembali berubah . kebutuhan hidup pekerja berdasarkan kondisi minimum diubah menjadi kebutuhan hidup layak. Kebutuhan hidup layak dapat meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan yang pada akhirya dapat meningkatkan produktivitas nasional. Berkaitan dengan itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima jenis kebutuhan hidup minimum. Kelima kebutuhan hidup minimum tersebut meliputi makanan dan minuman, perumahan dan fasilitas, sandang,kesehatan dan estetika, serta aneka kebutuhan.
Dengan begitu para pekerja dapat dengan nyaman dengan pekerjaan mereka karena kebutuhan mereka diperhatikan oleh tempat bekerja mereka, sehingga tidak ada lagi rasa khawatir bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang kian hari makin meningkat tajam. Ditambah dengan akan adanya kenaikan BBM ini makin mengkhawatirkan para pekerja yang baru saja meminta UMR dinaikkan tetapi selang beberapa waktu BBM akan dinaikkan. Karena mereka tidak mungkin meminta UMR dinaikkan kembali.
Sumber : Mulyadi,Endang & Mardiyatmo.2010.Ekonomi 2.Jakarta:Yudhistira
Kesimpulan :
Menurut saya, dengan meningkatnya masalah pengangguran di Indonesia pemerintah harus lebih serius menghadapi masalah ini. Jangan dibiarkan hingga menjadi masalah yang besar. Jangan hanya dijadikan wacana tetapi harus diterapkan karena para masyarakat menunggu suatu perubahan yang berarti dari para pemimpin yang telah mereka pilih. Dan juga jangan sampai tempat kerja menempatkan seseorang dibidang yang bukan keahlian mereka, karena masalah seperti ini juga bisa menyebabkan timbulnya pengangguran. Sehingga perlu dibenahi secara serius agar terciptanya para pekerja yang produktif dan berpotensi bagi Negara ini guna kelangsungan hidup para seluruh masyarakatnya.

Rabu, 11 April 2012

Budaya Pengetahuan


Pengetahuan, mungkin kita semua sudah paham atau mengerti tentang arti dari kata pengetahuan. Pengetahuan  dapat berupa pengalaman (pemahaman yang dalam,intuisi atau pertimbangan berdasarkan pengertian yang dalam , dalam mengenal situasi tertentu) atau konseptualisasi (mengetahui konsep penting dan teori mengenai disiplin,sistem atau keahlian tertentu) atau kemampuan analisa (kemampuan menghubungkan penyebab dan akibat , ketertarikan yang diikuti oleh perilaku, tujuan yang diikuti oleh dampak hasil) atau kemampuan menerapkan (melakukan kembali atau melakukan yang baru).
Pengetahuan juga bukan hanya bersifat formal semata atau sistematik seperti kuantitatif,prosedur tetapi juga berbentuk slogan dan analogi dan arahan yang jelas. Pengetahuan yang baru selalu dimulai dari individu atau orang itu sendiri. Seorang peneliti yang brilliant dengan ketajaman pikirannya mampu membuat suatu produk yang dipatenkan , maka jangan takut untuk memulai sesuatu yang baru dengan pengetahuan yang anda punya. Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat ditranformasi menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi semua anggota. Menjadikan pengetahuan individu tersedia bagi individu yang lain adalah yang utama dalam membangun budaya pengetahuan.
Ada dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan implicit dan eksplisit, yaitu:
a.       Pengetahuan implicit tersimpan di kepala individu seperti bagaimana menjadikan bahan makanan biasa menjadi makanan jadi atau makanan yang sangat lezat. Pengetahuan implicit sulit untuk didokumenkan atau dipelajari karena bersifat sangat personal seperti kemampuan para penguji rasa kopi di pasar kopi dunia atau para ahli tekstur daging sapi Jepang. Akan tetapi bukan berarti pengetahuan implicit tidak dapat dibagikan .
b.      Pengetahuan eksplisit mudah untuk dikodefikasi dan dapat berupa buku,dokumen perusahaan,laporan,software dan pernyataan misi
Budaya pada prinsipnya adalah menyangkut dua hal utama yaitu sistem nilai dan perilaku kelompok. Sistem nilai tersebar dalam organisasi seperti penghargaan atau perhatian yang besar terhadap pelanggan. Perilaku kelompok adalah tindakan yang sering ditemukan pada suatu organisasi. Akan ada penghargaan jika orang melakukan perilaku baku dan sebaliknya ada sanksi jika tidak melakukannya.
Budaya pengetahuan adalah seperangkat nilai-nilai dan perilaku terhadap pengetahuan. Bagaimana sebuah organisasi memberikan nilai dan memperlakukan pengetahuan adalah hal yang terpenting dalam membangun budaya pengetahuan.
Pada saat ini kita melihat bagaimana orang memperlakukan atau menilai pengetahuan:
a.       Pengetahuan adalah kekuasaan
b.      Pengetahuan adalah asset berharga
c.       Pengetahuan adalah sesuatu yang alamiah
d.      Pengetahuan cepat kadaluarsa
e.       Pengetahuan adalah milik individu yang harus dilindungi
f.       Pengetahuan perlu ditimbun
Kesimpulan :
Jadi dalam membangun budaya pengetahuan adalah proses yang terus menerus harus dikerjakan  dan dilakukan secara konsisiten, sehingga apa yang sudah kita kerjakan tidak sia-sia. Diperlukan waktu yang lama untuk menciptakan budaya untuk berbagi pengetahuan bagi orang banyak guna memperluas pengetahuan tersebut. Pembentukan budaya pengetahuan akan mendorong terjadinya suatu kegiatan atau penemuan yang inovatif dan kreatif yang nantinya dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang yang pada gilirannya akan menjadikan organisasi atau individu itu sendiri menjadi yang terdepan dalam persaingan di dalam Negaranya sendiri maupun dalam dunia internasional. Sehingga orang akan berlomba-lomba dalam menemukan penemuan atau kegiatan yang baru,kreatif dan inovatif. Dan tentu saja kita semua harus menghargai karya cipta seseorang.