PT TRANS CORPORATION
1. Struktur
organisasi PT Trans Corporation
2. Produk
PT Trans Corporation
Trans Corp (PT Trans Corporation)
sebelumnya bernama PT Para Inti
Investindo adalah unit usaha CT Corp
di bidang media, gaya hidup, dan hiburan. Pada awalnya, Trans Corp didirikan
sebagai penghubung antara stasiun televisi Trans TV
dengan stasiun televisi yang baru saja diambil alih 49% kepemilikan sahamnya
oleh CT Corp dari Kelompok Kompas Gramedia, Trans7 (dulunya
TV7). Trans Corp dimiliki oleh CT Corp yang dimotori Chairul
Tanjung.
Unit
usaha dari PT Trans Corporation :
- PT Trans Media Corporation
- Penyiaran
- Situs online
- PT Agranet Multicitra Siberkom
- Rumah produksi
- PT Transinema Pictures
- PT Trans Lifestyle
- PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk (Antatour)
- PT Trans Fashion
- PT Trans Mahagaya
- PT Mahagaya Perdana (Prada, Miu Miu, Tod’s, Aigner, Brioni, Celio, Hugo Boss, Francesco Biasia, Jimmy Choo, Canali, Mango)
- PT Trans F&B
- PT Trans Coffee (The Coffee Bean & Tea Leaf)
- PT Trans Ice
- PT Naryadelta Prarthana (Baskin-Robbins)
- PT Metropolitan Retailmart (Metro Department Store)
- PT Trans Airways
- PT Garuda Indonesia Tbk (Garuda Indonesia)[1]
- PT Trans Rekan Media
- PT Trans Entertainment
- PT Trans Property (dahulu PT Para Inti Propertindo)
- PT Para Bandung Propertindo (Bandung Supermal)
- PT Ibis Hotel
- PT Batam Indah Investindo
- PT Mega Indah Propertindo
- PT Para Bali Propertindo
- PT Trans Studio
- PT Trans Kalla Makassar (Trans Studio Resort Makassar)
- PT Trans Santana Palembang (Trans Studio Resort And Hotel Palembang)
- Trans Studio Resort Bandung
- PT Trans Ritel
Maka
produk yang dihasilkan adalah produk dalam bentuk media hiburan seperti opera
van java,bukan empat mata,hitam putih adalah sebagian kecil dari produk hiburan
trans7 sedangkan untuk transtv seperti acara ranking1,insert,showimah dll.
3. Marketing
PT Trans Corporation
Dengan
melakukan sejumlah konsolidasi dan akuisisi, perusahaan ini tidak mau kalah
dari saingannya yaitu MNC Group dan Viva Group. Selain memiliki bisnis media,
perusahaan milik Chairul Tanjung ini juga berencana membangun 20 Trans Studio
di Indonesia.
Sulur
bisnis Chairul Tanjung, pemilik CT Corp makin panjang. Terakhir, perusahaan ini
melalui anak usahanya Trans Airways membeli 10,88% saham PT Garuda Indonesia
Tbk (GIAA) seharga Rp 620 per saham.
Trans Airways
bukanlah satu-satunya anak usaha CT Corp. Perusahaan yang sebelum 1 Desember
2011 bernama Para Group ini juga memiliki sejumlah anak usaha di bidang
penyiaran televisi, perdagangan ritel, dan hotel.
Di bisnis
penyiaran televisi, CT memiliki perusahaan bernama Trans Corp yang membawahi
Trans TV dan Trans 7. Sedangkan di bidang ritel, CT memegang lisensi Carrefour
di Indonesia.
Konsolidasi media
Sejarah Trans
Corp dimulai dari perusahaan bernama PT Para Inti Investindo. Unit usaha Para
Group ini pada awalnya memang fokus di bidang media, gaya hidup, dan bisnis
hiburan.
Mulai mengudara
pada 10 November 2001, Trans TV menjadi unit bisnis pertama Trans Corp. Untuk
mengudara pertama kali, perusahaan ini membangun stasiun reli di Bandung dan
Jakarta.
Setelah
berkembang cukup besar dan menguasai industri TV nasional, Trans Corp kemudian
berekspansi dengan membeli 49% saham TV7 pada awal Agustus 2006. Stasiun
televisi yang sebelumnya dikuasai penuh oleh Grup Kompas Gramedia (KG) ini
kemudian berubah nama menjadi Trans7.
Dengan membeli
TV7, Trans Corp berusaha mengonsolidasikan dua perusahaan televisi itu sehingga
semakin eksis dan mampu bersaing di industri televisi nasional. Apalagi sebagai
televisi yang baru berumur enam tahun, saat itu Trans TV harus melawan dominasi
televisi yang sudah lahir dan besar lebih dahulu, seperti RCTI, SCTV, dan
Indosiar.
Agar mampu
bersaing, Trans Corp kemudian mengambil strategi dengan memilih pasar yang
selama ini masih belum tergarap dengan baik, yaitu segmen A, B, dan C. Baik
Trans TV maupun Trans7 mencoba mencuwil pasar yang menginginkan tayangan
non-sinetron.
Segmen pasar itu
juga biasanya lebih memilih tayangan dengan sajian komedi lebih banyak, variety
show, termasuk sajian budaya dan petualangan seperti program Jelajah dan
Jejak Petualang.
Untuk melengkapi
bisnis hiburan, Trans Corp kemudian berkongsi dengan Kalla Group membangun
Trans Studio di Makassar. Resmi beroperasi pada 9 September 2009, wahana
rekreasi dan permainan dalam ruangan atau indoor ini diresmikan oleh
Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia saat itu yang juga pemilik Kalla Group.
Dengan nama
Trans Studio Theme Park, wahana ini berlokasi di kawasan Tanjung Bunga, dekat
Pantai Losari, Makassar. Studio ini memiliki lahan 24 hektare.
Chairul
membangun wahana ini karena terinspirasi Disneyland dan Universal Studio di
Amerika Serikat. Ongkos membangun Trans Studio ini lebih dari Rp 1 triliun di
tahap awal.
Setelah sukses
di Makassar, Trans Corp giliran berekspansi ke Jawa. Kali ini, Bandung yang
menjadi pilihan lokasi Trans Studio yang kedua.
Trans Studio di
Bandung beroperasi perdana pada 18 Juni 2011. Di kota kembang tersebut, Trans
Studio berdiri di lahan kurang lebih 4 hektare di Jalan Gatot Subroto, Bandung.
Di lokasi yang sama, Trans Corp juga membangun Hotel Trans dan Ibis Hotel
berkapasitas 1.000 kamar.
Untuk membangun Trans
Studio di Bandung, perusahaan ini diperkirakan harus merogoh kocek sekitar Rp 2
triliun. Itu di luar ongkos akuisisi tanah. Selain Bandung, Trans Studio juga
akan membangun 20 wahana lain seperti di Solo dan Palembang, serta di Jakarta.
Ishadi Soetopo
Kartosapoetro, Komisaris Trans Corp membenarkan rencana perusahaannya membuka
20 Trans Studio di berbagai kota di Tanah Air. "Pembangunan Trans Studio
Jakarta ditargetkan mulai tahun depan," katanya ke KONTAN, Jumat (4/5).
Menurut Ishadi, 20 Trans Studio selesai dibangun dalam kurun empat hingga lima
tahun ke depan.
Dia menjelaskan,
khusus Trans Studio Jakarta, Trans Corp akan membuat dua macam theme park,
yaitu versi Trans dan versi Marvel. Trans Corp memang telah membeli lisensi
tokoh komik super hero dari Marvel Entertainment. Nantinya pusat
hiburan bermain dan rekreasi tersebut akan ada di dalam satu kawasan kota
mandiri yang diberi nama Trans City.
Konsep kota
mandiri sebenarnya bukan yang pertama digarap Trans Corp. Maklum, perusahaan
ini juga mengembangkan proyek serupa di Bandung.
Chairul
mengatakan, Trans City akan dibangun di lahan seluas 120 hektare dengan dana
investasi hingga sekitar US$ 2 miliar. Selain Trans Studio, di Trans City
tersebut kelak akan hadir studio televisi, pusat belanja, hotel, perkantoran,
dan juga perumahan.
Di bisnis media,
Trans Corp juga terus berekspansi dengan membeli situs berita online
Detik.com pada Juni 2011. Menurut Ishadi, saat ini persaingan industri media
sangat ketat sehingga mau tidak mau pemain bisnis ini harus melakukan
konsolidasi. Sejumlah perusahaan media yang juga melakukan konsolidasi secara
cepat adalah MNC Group milik Hary Tanoesoedibyo maupun Viva Group milik
keluarga Bakrie.
Ishadi
menambahkan, ke depan, Trans Corp akan berusaha menjadi pemimpin pasar di
industri pertelevisian nasional. "Kami bekerja keras untuk menjadi pemain
nomor satu di pasar TV Tanah Air," ujarnya. Saat ini, Trans TV memiliki
pangsa pasar sebesar 12% hingga 13% dan Trans7 memiliki pangsa sebesar 11%
Di sektor ritel,
Trans Corp melalui anak usahanya PT Trans Retail juga telah mengakuisisi 40%
saham
PT Carrefour Indonesia dengan nilai lebih dari US$ 300 juta pada April 2010. Dengan akuisisi itu maka Trans Retail menjadi pemegang saham terbesar Carrefour Indonesia, sedangkan sisanya digenggam oleh Carrefour SA, sebesar 39%, Carrefour Nederland BV sebesar 9,5%, dan Onesia BV sebesar 11,5%.
PT Carrefour Indonesia dengan nilai lebih dari US$ 300 juta pada April 2010. Dengan akuisisi itu maka Trans Retail menjadi pemegang saham terbesar Carrefour Indonesia, sedangkan sisanya digenggam oleh Carrefour SA, sebesar 39%, Carrefour Nederland BV sebesar 9,5%, dan Onesia BV sebesar 11,5%.
Ketika itu
Chairul mengungkapkan, proses akuisisi Carrefour Indonesia hanya memakan waktu
selama tiga bulan. Carrefour yang merupakan perusahaan swasta multinasional
yang pernah masuk ke dalam 25 besar Fortune Global 500, menurut Chairul, sangat
strategis. Selain telah menjadi perusahaan ritel terbesar di Indonesia,
pertumbuhan ekonomi dan ritel di Indonesia dipercaya akan mendorong pundi-pundi
keuangan perusahaan ini.
Selain bisnis
hiburan dan ritel, Trans Corp juga merambah bisnis makanan dan minuman. Di
sektor ini, Trans memiliki PT Trans Coffee dengan merek The Coffee Bean &
Tea Leaf dan es krim Baskin-Robbins. Perusahaan ini juga memiliki lini bisnis
properti melalui PT Trans Property dengan sejumlah proyek di Bandung, Batam,
dan Bali.
Di bisnis lifestyle dan
jasa perjalanan, Trans memiliki PT Anta Express Tour & Travel dan PT Trans
Fashion. Perusahaan inilah yang membawa merek terkenal seperti Prada, Miu Miu,
Tod’s, Aigner, Brioni, Celio, Hugo Boss, Jimmy Choo, dan Mango ke Indonesia.
4.
Cara PT Trans corp merekrut karyawan
Sejak tahun 2000 trans tv
melakukan roadshow ke kampus-kampus utama berbagai kota di Indonesia, guna
merekrut bakat-bakat terbaik yang ada disana.
Sejak awal berdirinya trans
tv,pihak manajemen merencanakan tekad untuk merekrut sebagian besar karyawannya
dari tenaga-tenaga yang baru lulus. Dengan program yang disebut Broadcaster
Development Program (BDP). Manajemen yakin, tenaga-tenaga kerja yang baru,
serta akan menjadi sumber kreativitas yang penuh gairah.
Trans tv juga merekrut
tenaga-tenaga berpengalaman dari semua stasiun televise swasta yang ada,
meskipun jumlahnya tidak sebesar atau sebanyak tenaga yang belum berpengalaman.
Semua ini dilakukan guna
mewujudkan visi Trans tv untuk menjadi terbaik dengan menyajikan
program-program berkualitas dan turut meningkatkan kesejahteraan serta
kecerdasan masyarakat.
Dikutip dari berbagai sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar